
Sahli Gubernur Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko menghadiri Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2025 dan Pembahasan Persiapan Angkutan Lebaran Tahun 2025 secara virtual, Senin (17/2/2025). Foto:Arif WB.
Palangka Raya – Staf Ahli (Sahli) Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng) Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko menyebutkan inflasi di Kalteng masih aman dan terkendali, begitu juga dengan persediaan/stok bahan pangan menjelang bulan Ramadan masih cukup.
“Meskipun stok saat ini cukup, faktor ketahanan pangan tetap harus diperhatikan dengan baik. Keterlibatan semua pihak, baik pemerintah, pedagang, hingga masyarakat, sangat penting untuk memastikan distribusi yang lancar dan menghindari praktik penimbunan yang bisa menyebabkan kelangkaan di kemudian hari,” katanya sebagaimana dikutif dari MMC.Kalteng.go.id.
Hal itu disampaikannya seusai menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Tahun 2025 dan Pembahasan Persiapan Angkutan Lebaran Tahun 2025 bersama Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia (Mendagri RI) secara virtual dari Ruang Rapat Bajakah, LT. II Kantor Gubernur Kalteng, Senin (17/2/2025).
Rakor ini dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) RI Tito Karnavian. Terkait Pengendalian Inflasi Tahun 2025, Mendagri mengingatkan inflasi Tahun ke Tahun (Januari 2025 terhadap Januari 2024) sebesar 0,76%. Sedangkan, inflasi Bulan ke Bulan (Januari 2025 terhadap Desember 2024) sebesar -0,76%, terjadi deflasi.
Penyumbang utama deflasi adalah perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga sebesar -9,16%, informasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar -8,08%, faktor penyebab deflasi perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga karena adanya diskon 50% untuk pengguna listrik dibawah 2200 watt pada Januari dan Februari 2025, inilah yang membuat faktor deflasi.
Sementara yang lain, untuk makanan, minuman dan tembakau masih positif 1,94% artinya tetap terjadi kenaikan tetapi kenaikan yang terkendali. Pada bidang lainnya seperti perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,60%, pendidikan 0,01%, kesehatan 0,40%.
“Semua masih positif artinya daya beli masyarakat yang mana masih mengeluarkan uang untuk hal-hal yang non primer,” jelas Mendagri.
Sementara itu, menanggapi Pengendalian Inflasi Tahun 2025, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan jasa Pudji Ismartini saat memaparkan mengenai tinjauan inflasi dan indeks perkembangan harga Minggu ke-2 Februari 2025 komoditas pendorong inflasi di ulan Ramadan dan Idul Fitri didominasi oleh komoditas volatile food dan beberapa komoditas administered prices.
“Perlu diwaspadai kenaikan harga beberapa komoditas akibat tingginya permintaan menjelang ramadan dan Idul Fitri seperti daging ayam ras, tarif angkutan udara, telur ayam ras, bawang merah, bawang putih, beras dan emas perhiasan. Meskipun terjadi deflasi pada Januari 2025, terdapat beberapa komoditas yang mengalami inflasi dan perlu menjadi perhatian menjelang ramadan 2025”, ungkapnya.
Lebih lanjut disampaikan, pada M2 Februari 2025, terdapat 9 provinsi yang mengalami kenaikan IPH dan 28 provinsi yang mengalami penurunan IPH dibandingkan bulan sebelumnya. Komoditas penyumbang andil terbesar kenaikan IPH di 9 provinsi tersebut didominasi oleh cabai rawit. Sedangkan, secara nasional jumlah kabupaten/ kota yang mengalami penurunan IPH pada M2 Februari 2025 lebih bayak dibandingkan kabupaten/ kota yang mengalami kenaikan IPH.
Turut hadir mendampingi Staf Ahli (Sahli) Kalteng Bidang Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Yuas Elko yakni Unsur Forkopimda, Kepala Instansi Vertikal dan Kepala Perangkat Daerah Prov. Kalteng terkait.
Hadir pula secara virtual, Plt. Deputi II Kepala Staf Kepresidenan bidang Perekonomian dan Pangan Edy Priyono, Ketua Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri Brigjen Pol. Helfi Assegaf, Staf Ahli Menteri Pertanian Suwandi, Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Badan Pangan Nasional Badan Pangan Nasional Nita Yulianis serta Kepala Daerah. (MMC/fer)