
Kapolres Gumas AKBP Heru Eko Wibowo, S.I.K, M.H, pejabat utama polres, polsek jajaran, berfoto bersama dengan instansi terkait, perwakilan PBS, poktan dan koperasi, pada kegiatan anev ketahanan pangan swasembada jagung triwulan II, di Aula Bhayangkari Polres Gumas, Selasa (27/05/2025).
KUALA KURUN – Guna mendukung program Asta Cita Presiden untuk mencapai ketahanan pangan nasional di sektor jagung, Polres Gunung Mas (Gumas) bersama dinas pertanian setempat menggelar Analisis dan Evaluasi (Anev) Ketahanan Pangan Swasembada Jagung triwulan II.
Anev dipimpin langsung oleh Kapolres Gumas AKBP Heru Eko Wibowo, S.I.K, M.H, dihadiri pejabat utama polres, polsek, Kepala Dinas Pertanian Aryantoni, sembilan perwakilan PBS yang tergabung dalam Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), perwakilan kelompok tani dan Ketua Koperasi Pangan.
“Anev ini merupakan momentum penting untuk kita bersama-sama mengevaluasi apa yang sudah dicapai pada triwulan sebelumnya dan merumuskan langkah konkret kedepan. Dengan kehadiran lintas sektor, itu menunjukkan komitmen bersama untuk mengakselerasi program swasembada jagung,” kata Kapolres Gumas AKBP Heru Eko Wibowo, Rabu, 28 Mei 2025.
Dia mengatakan, sinergi dan kolaborasi dari Polres Gumas, pemerintah daerah melalui dinas pertanian, pihak swasta dari GAPKI, koperasi, hingga petani menjadi kunci utama keberhasilan program ketahanan pangan ini.
“Kami berkomitmen penuh dalam mengawal dan mendukung pencapaian swasembada jagung di Kabupaten Gumas, yang sejalan dengan program Asta Cita Presiden RI,” terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Gumas Aryantoni menyampaikan, fokus dalam triwulan III nanti adalah peningkatan penyediaan lahan, pencocokan data akurat, serta optimalisasi teknik budidaya jagung hibrida.
“Kolaborasi dengan PBS dalam penyediaan lahan dan balai penyuluh pertanian untuk pendampingan teknis akan menjadi sangat krusial,” ujarnya.
Ada beberapa poin strategis yang disepakati untuk ditindaklanjuti dari anev yang dilakukan, diantaranya target peningkatan penyediaan lahan oleh PBS pada budidaya jagung, pencocokan data untuk pastikan keterpaduan informasi mengenai luas lahan aktual, varietas jagung yang ditanam, estimasi produksi.
Selanjutnya, optimalisasi teknik budidaya jagung hibrida, terutama dalam penggunaan benih hibrida berkualitas, pengendalian hama ramah lingkungan, termasuk penggunaan pestisida alami dan metode pengendalian hama terpadu untuk memastikan hasil panen maksimal.
“Kami juga menyusun rencana untuk menciptakan jaringan pemasaran hasil panen jagung yang lebih efektif dan efisien, baik di tingkat lokal maupun regional. Kerjasama dengan koperasi pangan akan diperkuat dukungan penyerapan dan pemasaran hasil jagung petani,” tegasnya.
Dia berharap, kedepan kolaborasi dinas pertanian, polres gumas dan PBS akan semakin solid dalam mendukung program ketahanan pangan, khususnya komoditas jagung hibrida.
“Kami juga berharap minat masyarakat untuk berpartisipasi dalam program budidaya jagung hibrida semakin tinggi, sehingga target swasembada jagung dapat tercapai,” pungkasnya. (red)