
Petugas Gabungan saat melakukan penggledahan di kamar wbp Rutan, Jumat (20/12). (ist)
Palangka Raya – Rutan Kelas IIA Palangka Raya melaksanakan kegiatan razia gabungan bersama Divisi Pemasyarakatan Kanwil Kemenkumham Kalimantan Tengah (Kalteng), TNI/POLRI dan Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) Kalimantan Tengah, Jumat (20/12).
Kerja sama lintas instansi ini bertujuan untuk menciptakan Lapas/Rutan Zero Halinar (Handphone, Pungli, dan Narkoba) mengeliminasi barang-barang terlarang yang berpotensi mengganggu ketertiban. Meningkatkan Sinergitas Antar Aparat Penegak Hukum (APH) serta memperkuat koordinasi antara Lapas, BNNP, TNI, dan Polri untuk tindakan preventif dan represif.
Menurut Kepala Divisi Pemasyarakatan, Tri Saptono Sambudji. Dalam arahannya, beliau meminta kepada seluruh petugas baik dari internal maupun eksternal untuk melaksanakan kegiatan tersebut dengan baik dan maksimal.
Selanjutnya, seluruh anggota dibagi menjadi beberapa tim masing-masing terdiri dari perwakilan APH untuk melakukan penggeledahan di Blok Hunian dan Tes Urine kepada 60 (enam puluh) Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP).
Setelah itu seluruh tim menyisir blok dan kamar hunian dengan melakukan penggeledahan badan dan barang-barang warga binaan. Adapun dari hasil penggeledahan ditemukan barang-barang seperti handphone, uang tunai, senjata tajam buatan, charger, headset, kipas angin, sendok, piring, gelas stainles, korek api, kabel listrik, kabel terminal, gunting kuku dan pencukur.
Kepala Rutan Kelas IIA Palangka Raya, Bambang Widiyanto, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak terutama APH lain dalam pelaksanaan razia ini.
“Kegiatan ini merupakan bentuk komitmen kita bersama khususnya Rutan Palangka Raya untuk selalu berpegang teguh kepada 3 Kunci Pemasyarakatan Maju dan Back to Basics. Hasil razia tersebut nantinya akan diinventarisir dan dicatatkan dalam berita acara serah terima hasil penggeledahan serta langsung dimusnahkan,” ungkapnya.
Dengan pelaksanaan razia ini, diharapkan Rutan Palangka Raya menjadi tempat yang benar-benar aman, kondusif, dan mendukung program pembinaan bagi WBP menuju pemulihan dan reintegrasi sosial.(red)